Naif

Sebenarnya semuanya cukup sederhana.

Kau tak suka, kau boleh pergi.
Itu yang kadang aku lupakan.

Aku bisa saja langsung pergi, meninggalkan melepas menafikkan ocehan tak selaras. Mudah saja.

Aku seringnya lupa selalu ada opsi mudah, yang bahkan tidak menggores siapapun. Aku penuh dengan kenaifan, menganggap semua selaras, sudah terkendali. Tapi jelas sekali walaupun rambut sama-sama hitam, bukan berarti isinya juga sama.

Menyedihkan aku naif sekali.
Aku rindu tapi aku harus pergi. Karena itu rumus sederhananya.

Semoga hilangnya aku bisa mengajarkan bahwa sesuatu akan terasa setelah hal tersebut pergi.
Semoga aku yang paling banyak belajar

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagiku, kau adalah sebuah kemewahan

Untitled

Aku bertanya pada kopi