Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2015

what if we lost our stars?

"Jika Matahari tidak ada sejak awal, maka planet-planet di Tata Surya tidak akan terbentuk dan Bumi tidak akan pernah ada. Artinya kita dan seluruh kehidupan tidak akan pernah ada. Mengapa demikian? Karena Bumi dan seluruh planet terbentuk dari materi yang ada di piringan gas dan debu yang membentuk Matahari. Tapi jika pertanyaannya diubah menjadi “apa yang terjadi seandainya Matahari tiba-tiba menghilang?”  Matahari adalah salah satu bintang yang ada di alam semesta. Dia hadir menjadi pusat bagi planet-planet lainnya. Seluruh planet di tata surya, dengan setia selalu memutari matahari tanpa henti. Namun apa yang terjadi seandainya bintang di tata surya ini tiba-tiba menghilang?  ~  Aku juga punya bintang. Tidak satu. Ada empat.  Kau tahu bintangku?  Dia dapat berjalan, tersenyum, tertawa terbahak-bahak. Dia bisa lembut membelai, dia bisa juga keras memarahi. Kau tahu cukup dengan ada empat bintang ini aku tak butuh kehangatan apapun diluar lintasan orb...

Kau pernah merasakan, kau itu sebuah kesalahan untuk sesaat?

Aku pernah. Aku sekali lagi mengungkapkan. Kau tahu? Sudah jauh sekali kuingat rasanya masa dimana aku dapat melupakan apa yang tumbuh diantara kami berdua. Setidaknya tumbuh padaku. Dulu, aku menyukainya, dan benar-benar tak pernah mengutarakannya. Dan akhirnya aku punya kesempatan menjauh dan menghilang dengan membawa sendir i kepingan-kepingan yang masih utuh Tak pantas lah kuberharap apapun dari seorang manusia, tapi bodohnya, di penghujung malam itu, setelah sekian lama... aku melakukannya. Menyampaikannya. Apa yang kupikirkan? Apakah aku bisa memenangkan hati nya hanya dengan sebaris dua baris kalimat? Sedangkan sahabat Rasulullah, Ali, dan Fatimah pun tidak sama sekali tahu apa yang ada dibenak masing-masing. Pun kisah mereka menjadi kisah cinta yang paling tulus, paling ikhlas yang pernah kuketahui. Sedangkan aku, apa yang aku pikirkan? Memang aku selalu menjadi ahli dalam urusan melarikan diri, dari bayang-bayang harap. Aku selalu bisa , aku tangguh. Hanya saja, a...

Naif

Sebenarnya semuanya cukup sederhana. Kau tak suka, kau boleh pergi. Itu yang kadang aku lupakan. Aku bisa saja langsung pergi, meninggalkan melepas menafikkan ocehan tak selaras. Mudah saja. Aku seringnya lupa selalu ada opsi mudah, yang bahkan tidak menggores siapapun. Aku penuh dengan kenaifan, menganggap semua selaras, sudah terkendali. Tapi jelas sekali walaupun rambut sama-sama hitam, bukan berarti isinya juga sama. Menyedihkan aku naif sekali. Aku rindu tapi aku harus pergi. Karena itu rumus sederhananya. Semoga hilangnya aku bisa mengajarkan bahwa sesuatu akan terasa setelah hal tersebut pergi. Semoga aku yang paling banyak belajar

Aku-Spesial

Kau tahu siapa yang paling spesial?  Aku.   Aku spesial.  Bayangkan, didunia yang besar ini, aku akan selalu menjadi aktor utama diduniaku. Bagaimana mungkin aku tidak bisa menjadi spesial ketika aku bisa memilih jalan mana yang ku tapaki? Bagaimana mungkin aku tidak bisa menjadi spesial ketika aku bisa memilih dimana aku akan berlari berhenti melompat menangis dan tertawa? Aku bangga. Setidaknya aku spesial dan akan selalu menjadi aktor spesial di sepanjang hidupku, tidak melemah menjadi boneka dan terintervensi oleh orang lain.  Ini motivasi terkuat untukku sendiri, bahwa aku, spesial dengan caraku sendiri .