Sebelum Menjadi Basi


Tulisan ini aku buat bukan untuk meninggalkan kesan sedih dan/atau membuat mata berkaca-kaca, walau sedikit di awal penulisan mataku berkaca-kaca. Yup. Anyway, apa yang aku rasakan lebih kearah kehilangan sesuatu yang sudah melekat kuat selama setahun -- bergabung bersama untuk #bergerakbersama di BP UKMR 2016/2017.

Ketika ditawarin Aditio Pangestu untuk menjadi bagian dari starting ele-seventeen-nya, aku sih tidak terkejut. HAHA. Burn!. Disahkannya aku bersama Afdi dan Dany diawal masa pre-pemilu untuk memenangkannya dalam perperangan politik yang tidak dingin dan tidak hangat memunculkan perasaan tersendiri bahwa nanti aku akan jadi salah satu panglima kostradnya, tentu kalau dia menang – and he did it actually. Hanya saja yang tak habis pikir adalah jabatan yang ditawarkan.

Dari 4 kali tes 16personalities ku di situs dengan nama yang sama, aku mendapatkan 2 kali hasil ekstrovert dan 2 kali introvert, geez. Dan aku tak pernah mendapatkan nilai ekstrovert di atas 55% maupun sebaliknya, jadi sepertinya aku ambivert tapi tidak pervert. Jadi, bagaimana bisa aku dijadikan panglima EKSTERNAL? Aditio, Tuhan, dan gebetan (-gebetan)-nya saja yang mungkin tahu.

It’s totally a whole new level. Aku merasa gabut karena aku tidak memiliki kecakapan sebaik itu, seemas itu. Tidak, tidak sama sekali. Memang kalau ngobrol sama cewek sih aku berani – ya ga Al? – but it’s a totally different. Ini yang membuat aku merasa satu semester pertama merasa tidak bermanfaat dan tidak memberikan perubahan signifikan.

Bagaimana nanti kalau interviewer ku bertanya ‘apa yang telah kamu ubah di organisasi kamu?’ – 'saya merubah banyak pak, panjang kalau saya ceritakan'

Masa aku harus jawab seperti itu? Ya kan?

Jika dibandingkan dengan KP dan Ejak, aku jauh dibawah rata-rata mereka lah dalam menghandle per-panglima-an di BP ini. So so far away. And in the early period, I didn’t get a well bond with these two guys (Kiha – Hafiz)

Aku merasa cukup tidak bersyukur dengan amanah yang diberikan

And there goes ‘Jak, kayaknya aku mau mundur ajalah dari BP blablablabla’ in some afternoon before praying in early periode – ‘kayaknya aku jugalah’ Loh si ejak kok ikut2an.
Ya sejauh yang aku bisa liat, dan sebagai salah satu manusia yang menjadi biang wacana, aku ga jadi mengundurkan diri, dan begitu juga dengan ejak why jak why. Karena baru aja 3 minggu lalu aku selesai melaporkan pertanggungjawabanku ke khalayak ramai (red: ga sampai 20 org).

Dan itu asal mula aku merasa ada yang hilang.

Jika diurutkan dari yang paling tidak serius ketika rapat koordinasi BP, mungkin aku bisa jadi pemenang selama setahun penuh – disusul Sari dan komplotan pes: Ejak Citon Kiha. Ada saja hal tidak serius yang bisa kumunculkan dari hal-hal serius yang sedang dibicarakan. Seperti saat sedang ngomongin…  

ah aku lupa – pokoknya aku ga pernah serius aja. Ketawa mulu, saat mencoba sedang serius, malah Sari yang ketawa-ketawa gajelas dan aku ikut ketawa, and BP’s meeting goes south again. Padahal semua sudah serius, dan mungkin kalau bisa baca pikiran si Edwin pasti mengaum didalam hati dia ah fino ni hancurin flow serius rapat aja’ and actually I CANT mind-read at all, so it’s why we did a chat-fight dan rela disaksikan khalayak ramai di grup BP ga win? Totally I win the fight definitely.

Aku ga bisa serius, serius deh!

Hingga akhirnya kewajiban aku sebagai penyambung ikatan win-win solution dengan pemerintah daerah muncul. Mau ga mau aku harus serius kan? Mainnya sama PNS lo, bukan sama cewek lagi PMS. Yup out of border, nevermind. Kemaslahatan umat Pespor 2017 ada ditanganku – overall it’s all about money, but yep, no money no honey. Bisa-bisa cashflow membludak bangkrut. Dengan keseriusan yang tinggi aku ditemanin kalau tidak salah Tio, Afdi, Risa, mengatakan kepada Bapak dan Ibu PNS yang baru aja makan di Paviliun Sunda di jalan Riau dan dengan uang rakyat ini ‘maaf Pak Buk, kami tidak bisa melakukan hal-hal seperti itu karena bisa merusak integritas kami sebagai rakyat indonesia’ SADIS. Ga gitu amat sih, ya mirip-mirip gitulah sambil cengengesan yang bermaksud agar tidak melukai hati mereka. But, for you who are going to doing business with them, don’t be afraid if they are hurt, you are strong you are independent you are a damn good Indonesian people who love its country.

Jadi balik lagi dengan apa yang kurasakan diawal semester, aku sama sekali tidak merasakannya lagi disemester kedua. Aku merasa aku telah melakukan hal yang baik, tepat dan bermanfaat, walau aku tidak merasa menjadi pahlawan. Semua orang punya tugasnya masing-masing dan kebetulan setelah berberapa bulan cuti melakukan tugasku -- ngeyel, tugasku yang menumpuk itu aku kerjakan dengan serius – yap a good defense.

Kalau saja dari awal aku mengundurkan diri, hari ini akan ada dua hal yang kusesali: tidak mengerjakan amanah dengan baik dan tidak berkesempatan berbisnis dengan pemerintah riau.

Tio telah memberikan aku kesempatan merasakan pengalaman yang cuma aku saja yang baru rasakan di UKMR sekarang, pengalaman itu ingin kubagikan dan siapapun yang ingin mengobrol denganku. Cari aja di sekre himatek – yep sekre ukmr right now is to damn hot, and lacks O2 – yeah you guys, kindly find the way okay to solve this?

Mungkin aku juga tidak berkesempatan mengasuh anak-anak 2016 yang baru saja masuk – how can I raise them, I don’t have babies! Itu makanya aku ga banyak mengasuh kalian dan memberikan kesempatan berharga itu kepada Ari dan antek-anteknya. Aku merasa tidak layak untuk membesarkan kalian sedang aku saja perlu dibesarkan – my personality. Jangan ngeyel lah kau pe, tentu pribadi aku yang dibesarkan.

Banyak hal-hal yang mungkin akan jadi berbeda kalau saat ditawari jabatan Kepala Departemen Eksternal dulu aku pikir-pikir dulu selama 1 minggu, bukan dipikir 3 detik – ‘Mau jadi eksternal ga pin?’ ‘Jadi eksternal? *Tik tik tik*, okay!’

Dan sekarang mengetahui kita tidak sedang mengurus anak orang lagi (2015 2016) rasanya ada yang bolong. Apa ya, kalau mikirinnya itu, detak jantung itu ga kayak metronome lagi, tapi kayak kode morse, tut tut tuuut tut tuuuut tuuuut tut, dan seterusnya. Megetahui kita tidak akan rapat lagi -yang kupikir adalah saat-saat mencari hiburan dan kesenangan melupakan kewajiban ku di akademik- membuat ada sesuatu yang salah rasanya.

Kita udah melaju sampai menemukan One piece, kupikir ini saatnya era baru kita estafetkan kepada pembajak laut muda yaitu Fadel dan krunya, dan mari kita istirahat seperti Rayleigh di pulau Sabaody, dan baru kita keluar ketika Fadel dan kru-nya membutuhkan kita untuk melawan Kizaru – yap, start one piece comic to understand these! Haha

Tidak ada yang abadi, dan satu-satunya yang abadi adalah ketidakabadian – apa sih ini

Apa yang udah kita perjuangkan sampai hari ini, yang kita korbankan, yang kita ikhlaskan, udah bersama dengan BP selanjutnya kita hanya duduk dari jauh dan dukung mereka. Dan sebelum ini memasuki sad and mellow section and becomes awkward to write, I’d love to say that I’m proud to be one of you, working together as one, laughing in the random times, and actually we have done through this without anyone left behind, without rough days containing our tears or our damn sucked fights. We have through this absolutely in awesome way, and if there is one left behind, or tears haven’t wiped, or fight didn’t end with love, just tell, to me or to another. We always be there because this is not the end and lets get a photo of our self wearing graduation suit! Setidaknya setahun lagi

Sebelum menjadi basi I want to say thanks to Ridho, Ari, Kape, Tio, Hafiz, Citon, Kiha, Ejak, Edwin, Jole, Ani, Jeje, Sari, Icak, Hishah, Rika! Big thanks to you!


 Pasukan #bergerakbersama UKMR 2016/2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagiku, kau adalah sebuah kemewahan

Untitled

Aku bertanya pada kopi